id
Jannah Firdaus Mediapro

Tadabbur Ruqyah Surat Tahaa Penghapus Kesedihan Dan Penentram Jiwa Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Ultimate Version

Obavijesti me kada knjiga bude uvrštena
Da biste čitali ovu knjigu u Bookmate učitajte datoteku EPUB ili FB2. Kako mogu učitati knjigu?
Tadabbur Ruqyah Surat Tahaa Penghapus Kesedihan Dan Penentram Jiwa Nabi Muhammad SAW Edisi Bilingual Dalam Bahasa Indonesia Dan Bahasa Inggris Ultimate Version.

Berbicara tentang cinta; pasti berbicara tentang rasa. Ya, lebih tepatnya ada tiga cinta di surah Thaha. Surah Thaha, yang terletak di antara surah Maryam dan Al-Anbiya' ini memiliki 135 ayat yang di dalamnya memuat dukungan dan keyakinan penuh dari Allah untuk Rasulullah Saw. Cinta kedua, terlimpah kepada Nabiyallah Musa as hingga dalam beberapa ayat, Allah Swt berfirman langsung kepada Musa sebagai bukti bahwa Allah takkan pernah meninggalkannya seorang diri menghadapi kekejaman Fir'aun. Lalu cinta yang ketiga, Allah limpahkan untuk Nabiyallah Adam as.

Surah yang diturunkan di Kota Makkah ini disebut surah Thaha (sesuai dengan ayat pertama surah ini) dengan beberapa alasan yaitu Thaha adalah juga salah satu nama mulia yang ditujukan kepada Nabi Muhammad. Dipanggil demikian sebagai penghormatan dan penghibur hati beliau atas segala pertentangan dan pembangkangan dari kaum kafir Quraisy. Oleh karenanya, surah ini dibuka dengan Thaha sebagai panggilan lembut dari Sang Pecinta kepada yang dicinta.

“Thaha. Tidaklah Kami menurunkan kepadamu Al-Quran agar kamu menjadi susah (celaka). Melainkan sebagai peringatan bagi orang-orang yang takut,” (Qs Thaha 1–3)

Gambaran cinta surah Thaha dalam ayat 1–3 di atas tentu sangat berpengaruh kepada sisi psikologis Rasulullah yang saat masa-masa wahyu diturunkan, kerap merasa ketakutan, gelisah dan khawatir akan keselamatan dirinya dan umat islam saat itu. Tentu perasaan yang dialami beliau sangatlah wajar. Sama halnya dengan kondisi psikis kita saat nyawa terancam, kelaparan, kekurangan uang, terlilit hutang, dan ketakutan-ketakutan manusiawi yang juga sering kita alami.

Dengan panggilan-Nya yang lembut itulah, Rasulullah Saw kembali yakin dan percaya bahwa Allah memang tidak pernah meninggalkan dirinya sekedip matapun. Allah meyakini bahwa proses turunnya Al-Quran sama sekali bukan untuk menyusahkan beliau, melainkan sebagai basyiiran (kabar gembira) bagi orang-orang beriman juga nadziiran (peringatan) agar kita menjaga diri dari perilaku yang kurang baik dan tidak diridhai-Nya.
Ova knjiga je trenutno nedostupna
36 tiskanih stranica
Objavljeno prvi puta
2019
Godina izdanja
2019
Jeste li već pročitali? Kakvo je vaše mišljenje?
👍👎
fb2epub
Povucite i ispustite datoteke (ne više od 5 odjednom)